
Desa Satra berdiri ± tahun 1901 bertempat di Banjar Penginyahan, Desa Pakraman Kembangsari dengan jumlah penduduk pada saat itu ± 60 KK. Desa Satra pada pemerintahan Sri Jaya Pangus dipakai sebagai tempat peristirahatan oleh para pedagang-pedagang yang datangnya dari Bali Utara seperti Tejakula, Sembiran, Kubutambahan dan lain-lain.
Hal ini juga dibuktikan di dalam Prasasti Pura Bukit Indrakila AI No. 107 disebutkan Sattrane (pesanggrahan) buat pasinggahan anak-anake ane menek tuun di bukite ento. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kata Satra berarti tempat perlindungan atau tempat peristirahatan atau boleh dikatakan sebagai tempat menginap (pasanggrahan) bagi orang-orang yang naik-turun gunung.